Thursday, January 6, 2011

Black Swan (2010)

Sutradara : Darren Aronofsky
Penulis :
Mark Heyman, Andres Heinz, John J. McLaughlin
Pemain : Natalie Portman, Mila Kunis, Winona Ryder, Vincent Cassel

Genre : Drama, Thriller
Durasi : 108 Menit
Negara : USA
Production Company : Fox Searchlight Picture
Official Trailer : http://www.youtube.com/watch?v=5jaI1XOB-bs


Obsession, perfection, and transformation.

Tiga kata yang menurut saya paling merepresentasikan isi cerita film ini. Obsesi akan kesempurnaan yang memaksa seorang individu untuk berubah. Nina, seorang ballerina yang hidup di tengah tekanan yang berat baik dari studio ballet nya maupun dari ibunya. Nina yang berbakat namun introvert "tidak kuat" menanggung semua tekanan akibat kesempatan yang diperolehnya untuk menjadi tokoh utama dalam tarian Swan Lake. Obsesi untuk selalu menjadi yang terbaik, adiksi terhadap kesempurnaan, persaingan yang ketat dengan ballerina lain, perasaan bersalah karena telah menggusur posisi ballerina utama, dan perasaan takut tergusur oleh ballerina lainnya memaksa Nina menjadi seseorang yang bukan dirinya.

Black Swan merupaka thriller psikologis yang kelam. Hal ini diwakilkan dengan jelas oleh tiga warna utama yang ditonjolkan dalam tone color film ini. Hitam, putih, dan merah. Kepanikan, rasa takut, halusinasi, sangat tergambarkan dengan baik oleh film ini. Depresi dan rasa tertekan juga digambarkan dengan baik tanpa membuat orang berhanti menonton karena ikut depresi. Akting Natalie Portman di sini sangat believable. Sosok Nina yang manis dan perfeksionis sangat mirip dengan bayangan masyarakat tentang Natalie Portman. Menjadi Hollywood's sweetheart sekaligus alumni Harvard University? That's something.

Setelah menonton saya kemudian tahu bahwa film ini adalah karya Aronofsky. Karya lain Aronofsky yang pernah saya tonton adalah The Fountain. Dan menurut saya ada suatu kesamaan antara kedua karya Aronofsky ini. Alurnya sama-sama tidak linear dan sangat sedikit penjelasan yang diberikan. Penonton dianggap mengerti arah pemikiran si sutradara. Pemaknaan di Black Swan jauh lebih jelas dari pada The Fountain sih, tapi tetap saja banyak yang harus "dianggap paham" sendiri. Dan sebagai pembenci interpretasi, saya sedikit takut salah memaknainya.

Hal yang menarik di film ini adalah penggambaran kehidupan seks para ballerina. Ballerina yang selalu bekerja dengan pakaian ketat membentuk tubuh. Sexual harassment dari pria dan kecenderungan lesbianisme. Menurut saya kedua hal yang digambarkan di Black Swan tersebut sangat logis terjadi pada kehidupa ballerina di luar sana. Dan Aronofsky menyelipkannya dengan sangat pas di film ini.

Dua penampilan bertolak belakang ditunjukkan oleh dua aktris pendukung di film ini. Mila Kunis yang sangat berhasil mencuri perhatian penonton, dan Winona Ryder yang terlupakan. Karakter Kunis memang mendapat porsi yang lebih banyak. Tapi penampilannya di sini benar-benar meng-highlight namanya, Mila Kunis. Sementara Winona Ryder, jika saya tidak melakukan riset setelah menonton film ini, maka saya tidak akan sadar kalau mantan ballerina utama di film ini diperankan olehnya. Sangat tergantikan.

Secara keseluruhan penyampaian Black Swan cukup baik dan menarik, dengan penampilan luar biasa Natalie Portman yang harus dicetak dengan huruf tebal.

Rate : 8/10

1 comment:

  1. gw ga ngerti sebenernya nina kenapa.. kok gw merasa ibunya gak terlalu neken dia yaa.. ya oke dia neken.. tapi pressure terbesar itu justru ada dalam diri nina sendiri..
    entah lah..
    nat portman brillian banget. untung dia gak sampe ikutan depresi yaa na..
    dan mila kunis.. hey dia membuktikan bahwa dia masih eksis di hollywood setelah thats 70 show dulu, gw udah jarang denger namanya sampai black swan ini..

    ReplyDelete