Penulis : Michael Bacall, Edgar Wright, Bryan Lee O' Malley
Pemain : Michael Cera, Mary Elizabeth Winstead, Kieran Culkin
Genre : Comedy, Adventure, Fantasy
Durasi : 112 Menit
Negara : USA
Production Company : Universal Pictures
Official Trailer : http://www.youtube.com/watch?v=kjt4vhSqtFQ
Ada beberapa hal yang menyebabkan Scott Pilgrim vs. The World ini menjadi salah satu film yang saya nanti-nantikan di tahun 2010. Pertama, karena saudara sepupu saya adalah fans dari graphic novelnya, dan dia sangat menggembar-gemborkan keinginannya untuk menonton film ini. Kedua, karena saya adalah fans dari Edgar Wright, yang didaulat menjadi sutradara film ini. Dan terakhir karena alasan dangkal, I always have a thing for Cera.
Saat film ini bisa ditonton, pastinya saya ingin menonton bersama saudara sepupu saya. Yang notabenenya pasti tahu seluk beluk dunia Scott Pilgrim dan dapat memberikan perbandingan antara versi graphic novel dan filmnya. Jadilah saya ke Jakarta dan menonton bersama sepupu saya.
"Wah gilak, sama persis sama komiknya" adalah ungkapan saudara saya ketika scene pembuka tampil di layar. Komentar saudara saya itu sangatlah tidak berlebihan melihat scene yang disajikan benar-benar komikal. Ketika telepon berdering akan ada huruf RRRRRRRR keluar dari telepon. Saat ada lantunan musik akan ikut tergambarkan aliran suara musiknya. Benar-benar komikal.
Film ini menceritakan tentang perjuangan Scott Pilgrim untuk memenangkan hati Ramona Flowers. Girl of his dream (literally). Untuk dapat mendapatkan Ramona, Scott Pilgrim harus dapat mengalahkan Ramona's Seven Evil Ex-es. Mengalahkan di sini dilakukan dengan duel yang menggabungkan antara musik dan bela diri. Tidak logis? Well, Scott Pilgrim lives in an alternate world.
Keseruan dan kekonyolan film terjadi saat penonton disuguhkan atraksi dari mantan-mantan Ramona, yang hampir semuanya diperankan oleh bintang-bintang kenamaan Hollywood. Chris Evan, Brandon Routh, dan Jason Schwartzman semuanya sukses memerankan mantan-mantan jahat dari Ramona. Pertarungan favorit saya adalah ketika Scott Pilgrim harus melawan Brandon Routh dengan kekuatan vegetarian andalannya. I'm vegan baby!
Hal lain yang saya suka dari film ini adalah karakter Scott Pilgrim itu sendiri. Sangat manusiawi. Mengejar yang dia inginkan, dengan susah payah. Menjadi manis jika dilihat dari satu sisi, tapi menjadi jerk jika dilihat dari sisi yang lain. Well, that's human nature.
Edgar Wright sendiri sama sekali tidak mengecewakan saya. Formula plek-plek-an mengadaptasi komiknya ini sangat saya acungi jempol. Mungkin jika tidak bisa membuat sesuatu yang baru, yang super "wah" layaknya The Dark Knight ala Nolan, formula setia pada komik sangatlah bisa menjadi alternatif untuk memuaskan pembaca. Karena formula adaptasi mengubah untuk menjadi lebih seru ala Hollywood seringkali gagal dan cenderung menjadikan film adaptasi tersebut cheesy dan mengecewakan fans.
Memuaskan fans, menghibur yang bukan fans.
Rate : 8.0/10
Saat film ini bisa ditonton, pastinya saya ingin menonton bersama saudara sepupu saya. Yang notabenenya pasti tahu seluk beluk dunia Scott Pilgrim dan dapat memberikan perbandingan antara versi graphic novel dan filmnya. Jadilah saya ke Jakarta dan menonton bersama sepupu saya.
"Wah gilak, sama persis sama komiknya" adalah ungkapan saudara saya ketika scene pembuka tampil di layar. Komentar saudara saya itu sangatlah tidak berlebihan melihat scene yang disajikan benar-benar komikal. Ketika telepon berdering akan ada huruf RRRRRRRR keluar dari telepon. Saat ada lantunan musik akan ikut tergambarkan aliran suara musiknya. Benar-benar komikal.
Film ini menceritakan tentang perjuangan Scott Pilgrim untuk memenangkan hati Ramona Flowers. Girl of his dream (literally). Untuk dapat mendapatkan Ramona, Scott Pilgrim harus dapat mengalahkan Ramona's Seven Evil Ex-es. Mengalahkan di sini dilakukan dengan duel yang menggabungkan antara musik dan bela diri. Tidak logis? Well, Scott Pilgrim lives in an alternate world.
Keseruan dan kekonyolan film terjadi saat penonton disuguhkan atraksi dari mantan-mantan Ramona, yang hampir semuanya diperankan oleh bintang-bintang kenamaan Hollywood. Chris Evan, Brandon Routh, dan Jason Schwartzman semuanya sukses memerankan mantan-mantan jahat dari Ramona. Pertarungan favorit saya adalah ketika Scott Pilgrim harus melawan Brandon Routh dengan kekuatan vegetarian andalannya. I'm vegan baby!
Hal lain yang saya suka dari film ini adalah karakter Scott Pilgrim itu sendiri. Sangat manusiawi. Mengejar yang dia inginkan, dengan susah payah. Menjadi manis jika dilihat dari satu sisi, tapi menjadi jerk jika dilihat dari sisi yang lain. Well, that's human nature.
Edgar Wright sendiri sama sekali tidak mengecewakan saya. Formula plek-plek-an mengadaptasi komiknya ini sangat saya acungi jempol. Mungkin jika tidak bisa membuat sesuatu yang baru, yang super "wah" layaknya The Dark Knight ala Nolan, formula setia pada komik sangatlah bisa menjadi alternatif untuk memuaskan pembaca. Karena formula adaptasi mengubah untuk menjadi lebih seru ala Hollywood seringkali gagal dan cenderung menjadikan film adaptasi tersebut cheesy dan mengecewakan fans.
Memuaskan fans, menghibur yang bukan fans.
Rate : 8.0/10
No comments:
Post a Comment