Step Up : 3D (2010)

Sutradara : John Chu
Penulis : Amy Andelson, Emily Meyer
Pemain : Sharni Vinson, Adam G. Sevani, Rick Malambri
Genre : Drama, Music, Romance
Durasi : 107 Menit
Negara : USA
Production Company : Summit Entertainment
Official Trailer : http://www.youtube.com/watch?v=89TLbK6o-og

Sejujurnya saya tidak banyak tahu mengenai tarian, hanya sekali seumur hidup melakukan tarian, dan tidak tahu secara teknis tarian seperti apa yang disebut bagus. Buat saya pribadi, gerakan yang dapat bercerita jika dinikahkan dengan musik, adalah tarian yang bagus. Bagaimana dengan film tentang tarian? Bagi saya ini seperti menikahkan anak dari musik dan gerakan dengan anak dari plot, cerita, dialog, akting dan visualisasi. Dan pernikahan generasi kedua dari elemen-elemen yang berbeda ini memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk gagal. Terlalu banyak elemen yang dapat disoroti dan dapat dihujat.

Elemen-elemen inilah yang membuat Step Up pertama gagal di mata saya. Kegagalan ini membuat saya malas menonton Step Up jilid dua dan membuat saya meng-under estimate Step Up :3D ini. Tadinya saya tidak berniat untuk menontonnya. Tapi membaca review-review yang cukup baik dari sana-sini, terutama karena efek 3D yang katanya "niat", maka saya pun tergerak untuk menontonnya.

Well, tidak ada perbaikan dari segi plot, cerita, dialog, dan visualisasi. Cukup banyak perbaikan dari segi kuantitas tarian yang ditampilkan. Namun terdapat penurunan dari segi akting. Ceritanya masih tentang sekumpulan anak muda yang jago menari dengan meng-highlight dua tokoh utama, Luke dan Natalie, yang baru kenal, saling tertarik, dan kemudian memiliki konflik pelik yang dapat mengganggu kelangsungan hidup tokoh-tokoh yang lain. Cerita sebenarnya mungkin akan lebih bagus, jika yang di-highlight adalah kisah Moose dan Camille, kisah persahabatan yang bertransformasi menjadi bentuk-bentuk lain akibat tarian. Sayangnya porsi kisah manis ini benar-benar ditelan oleh cerita galau, klise, dan tidak logis.

Film ini sangat terselamatkan oleh tarian-tarian yang sangat menarik. Bagi saya pribadi, film ini membuat saya melek dan tersenyum excited karena adanya sosok Joshua dan Twitch, Juara dan Runner-up reality show, So You Think You Can Dance dan sosok Mike Chang dari serial Glee. Tarian di film ini secara kuantitas sangat banyak, karena ditampilkan dalam bentuk battle ber-babak-babak. Ada beberapa tarian yang benar-benar membuat saya tercengang, namun ada juga beberapa tarian yang membuat saya mengernyit, "apa sih?". Namun satu hal yang menurut saya kurang pas adalah urutan gerakan tarian dari tim "hero" dan tim lawan. Saya merasa battle tarian terakhir bukanlan final yang seharusnya. Tidak klimaks.

Akting. Kelemahan utama menurut saya terletak pada karakter Luke. Kenapa harus dia yang jadi tokoh utama? Dia bukan tokoh yang paling jago nge-dance? Jika karakter dia dihilangkan dan diganti dengan misalnya karakter yang sangat jago robotic dance, maka tidak akan ada yang berubah dari jalannya cerita. Namun setelah menonton lebih lama, dan mendapati bahwa si tokoh utama ini memiliki "passion" dalam bidang directing, selain menari. Maka saya dapat mengerti mengapa karakter Luke dihidupkan dan dijadikan tokoh utama. Luke adalah John Chu, sang sutradara. Seorang pria yang suka menari, namun tidak terlalu jago menari, namun punya passion untuk membuat film. Ta-da!

Banyak cara dapat dilakukan untuk membuat film tentang tarian, bukan lagi tarian yang difilmkan. Banyak sekali lubang yang dapat ditutup. Jika film ini terus dilanjutkan hingga jilid-jilid selanjutnya, dan lubang-lubang yang terdapat pada jilid-jilid sebelumnya dapat ditutup dan tidak membuat lubang-lubang baru, maka niscaya Step Up entah jilid berapa, akan menjadi sebuah film yang bagus dan menjanjikan.

Summary :
It's getting there, step by step. (Hopefully)

Rate : 5/10