Negara : USA
Bahasa : Bahasa Inggris
Durasi per Episode : 30 Menit
Pemain : Tina Fey, Tracy Morgan, Alec Baldwin, Jack McBrayer
Production Company : Broadway Studio, NBC Studios
Stasiun TV : NBC
Trailer : http://www.metacafe.com/watch/4177262/30_rock_season_2_trailer/
Saya rasa, hampir seluruh perempuan yang seumur dengan saya, tumbuh bersama dengan televisi, dan tidak luar biasa cantik atau tidak luar biasa pintar, pasti tersenyum dan membayangkan dirinya beberapa tahun lagi berada di posisi Liz Lemon (Tina Fey) di serial ini. Single, posisi yang bagus sebagai head writer, dan bekerja di sebuah industri yang ceria dan menyenangkan. Feminis, independen, namun peduli dan sayang pada orang-orang "aneh" di sekitarnya.
Liz Lemon adalah head writer di acara sketsa berjudul The Girlie Show. Acara sketsa ini sendiri, kalau di Indonesia, mirip dengan extravaganza, di mana para pemainnya harus memerankan tokoh dalam sketsa pendek untuk memancing tawa penonton. Karakter-karakter "aneh" di serial ini merupakan kru, aktor dan aktris dari acara ini, serta pegawai dan bos dari korporasi yang memproduseri acara ini.
Ada aktor nyeleneh yang tidak mau dianggap normal, ada office boy yang selalu jujur dan ceria sepanjang waktu, ada aktris kelas B yang rela melakukan apa saja untuk menjadi terkenal dan dibicarakan, ada produser baik hati dan selalu menuruti perintah semua orang, ada sekumpulan penulis-penulis sarkastik dan gemar menjahili orang, dan terakhir ada bos yang selalu sok menggurui, tapi selalu ketergantungan dengan Lemon. Semua karakter-karakter "aneh" tersebut, dari episode ke episode, silih berganti merecoki kehidupan Lemon. Namun kelakuan-kelakuan "aneh" menyebalkan itu selalu mampu memancing tawa penonton.
Kadar komedi dari serial ini tidak sekental sitcoms-sitcoms seperti How I Met Your Mother dan The Big Bang Theory, namun tetap banyak kekonyolan dan kebodohan dari karakter-karakter di dalam serial ini yang bisa membuat saya tertawa. Lebih satir, ketimbang konyol. Begitulah yang saya rasakan setiap kali menonton dan tertawa akibat serial ini. Bahan banyolan di serial ini cenderung lebih berat. Gender, ras dan warna kulit, langkanya manusia tulus dan baik hati, diskriminasi sosial pada manusia-manusia good looking, masalah-masalah keluarga, dan sebagainya. Semua isu-isu sosial yang serius itu berhasil disulap menjadi tontonan yang memancing tawa.
Tina Fey as a writer. Hal yang membuat saya terkagum-kagum pada Tina Fey dan serial ini adalah, kenyataan bahwa Tina Fey lah yang menulis serial ini. Wow. Tina Fey bukan hanya seorang aktris yang berhasil berakting sebagai penulis pintar. Dia memang seorang penulis yang pintar. Bravo! Sebagai penulis, tentunya Tina Fey bebas menciptakan karakter-karakter di serial-nya ini. Kebebasannya ini benar-benar dimanfaatkan Tina Fey dengan sangat baik. Menciptakan karakter-karakter pria-pria "menarik" yang diperankan oleh pria-pria tampan sebagai pasangan Liz Lemon di sini. John Hamm, Jason Sudekis, Michael Sheen, dan Matt Damon pernah didaulat sebagai pasangan Liz Lemon. Mimpi semua wanita tentunya.
Inovasi. Selain menampilkan aktor dan aktris ternama sebagai bintang tamu (yang harus rela terlihat bodoh), banyak inovasi-inovasi dan hal-hal baru yang membuat serial ini selalu fresh. Salah satu yang menjadi favorit saya adalah "Live episode "yang pernah ditampilkan di serial ini. Jadi satu episode 30 Rock di shoot secara Live. Untuk saya, episode ini seolah-olah ingin menunjukkan pada penonton bahwa 30 Rock is not just another scripted show. 30 Rock itu cerdas, brilliant, dan siap menjawab tantangan semua orang.
Well done, Fey! Well done, Lemon!
Rate : 8.5/10
Liz Lemon adalah head writer di acara sketsa berjudul The Girlie Show. Acara sketsa ini sendiri, kalau di Indonesia, mirip dengan extravaganza, di mana para pemainnya harus memerankan tokoh dalam sketsa pendek untuk memancing tawa penonton. Karakter-karakter "aneh" di serial ini merupakan kru, aktor dan aktris dari acara ini, serta pegawai dan bos dari korporasi yang memproduseri acara ini.
Ada aktor nyeleneh yang tidak mau dianggap normal, ada office boy yang selalu jujur dan ceria sepanjang waktu, ada aktris kelas B yang rela melakukan apa saja untuk menjadi terkenal dan dibicarakan, ada produser baik hati dan selalu menuruti perintah semua orang, ada sekumpulan penulis-penulis sarkastik dan gemar menjahili orang, dan terakhir ada bos yang selalu sok menggurui, tapi selalu ketergantungan dengan Lemon. Semua karakter-karakter "aneh" tersebut, dari episode ke episode, silih berganti merecoki kehidupan Lemon. Namun kelakuan-kelakuan "aneh" menyebalkan itu selalu mampu memancing tawa penonton.
Kadar komedi dari serial ini tidak sekental sitcoms-sitcoms seperti How I Met Your Mother dan The Big Bang Theory, namun tetap banyak kekonyolan dan kebodohan dari karakter-karakter di dalam serial ini yang bisa membuat saya tertawa. Lebih satir, ketimbang konyol. Begitulah yang saya rasakan setiap kali menonton dan tertawa akibat serial ini. Bahan banyolan di serial ini cenderung lebih berat. Gender, ras dan warna kulit, langkanya manusia tulus dan baik hati, diskriminasi sosial pada manusia-manusia good looking, masalah-masalah keluarga, dan sebagainya. Semua isu-isu sosial yang serius itu berhasil disulap menjadi tontonan yang memancing tawa.
Tina Fey as a writer. Hal yang membuat saya terkagum-kagum pada Tina Fey dan serial ini adalah, kenyataan bahwa Tina Fey lah yang menulis serial ini. Wow. Tina Fey bukan hanya seorang aktris yang berhasil berakting sebagai penulis pintar. Dia memang seorang penulis yang pintar. Bravo! Sebagai penulis, tentunya Tina Fey bebas menciptakan karakter-karakter di serial-nya ini. Kebebasannya ini benar-benar dimanfaatkan Tina Fey dengan sangat baik. Menciptakan karakter-karakter pria-pria "menarik" yang diperankan oleh pria-pria tampan sebagai pasangan Liz Lemon di sini. John Hamm, Jason Sudekis, Michael Sheen, dan Matt Damon pernah didaulat sebagai pasangan Liz Lemon. Mimpi semua wanita tentunya.
Inovasi. Selain menampilkan aktor dan aktris ternama sebagai bintang tamu (yang harus rela terlihat bodoh), banyak inovasi-inovasi dan hal-hal baru yang membuat serial ini selalu fresh. Salah satu yang menjadi favorit saya adalah "Live episode "yang pernah ditampilkan di serial ini. Jadi satu episode 30 Rock di shoot secara Live. Untuk saya, episode ini seolah-olah ingin menunjukkan pada penonton bahwa 30 Rock is not just another scripted show. 30 Rock itu cerdas, brilliant, dan siap menjawab tantangan semua orang.
Well done, Fey! Well done, Lemon!
Rate : 8.5/10
No comments:
Post a Comment