Wednesday, October 6, 2010

Wall Street : Money Never Sleeps (2010)

Sutradara : Oliver Stone
Penulis :
Allan Loeb, Stephen Schiff

Pemain : Michael Douglas, Shia LaBeouf, Carey Mulligan
Genre : Drama
Durasi : 133 Menit
Negara : USA
Production Company : Edward R. Pressman Film
Official Trailer : http://www.youtube.com/watch?v=rS0PJSKJoxw




Wall Street : Money Never Sleep merupakan sebuah kelanjutan dari film Wall Street yang diproduksi pada tahun 1987. Saya belum pernah menonton film yang pertama, namun sebelum menonton, ayah saya memberi sedikit gambaran dengan kalimat sebagai berikut, "ini film tentang keserakahan". Kalimat yang dilontarkan ayah saya tersebut cukup untuk mengantarkan saya dalam menonton Wall Street : Money Never Sleep.

Wall Street : Money Never Sleep menceritakan tentang kehidupan Jacob Moore, seorang stockbroker muda dengan lika-liku pekerjaan yang ia geluti, dinamika kondisi ekonomi dunia, kehidupan asmaranya dengan Winnie, putri Gordon Gekko, mantan stockbroker kawakan yang baru keluar dari penjara, serta hubungannya sendiri dengan Gordon Gekko.

Stockbroker
Pekerjaan Jacob Moore sebagai stockbroker menjadi daya tarik tersendiri bagi saya. Dalam pandangan saya, stockbroker merupakan pihak yang menghubungkan antara perusahaan-perusahaan yang ingin mengalokasikan sejumlah besar dana untuk investasi dengan perusahaan-perusahaan berkembang yang membutuhkan dana untuk investasi. Pekerjaan yang cukup 'mulia' jika kondisi perdagangan saham berada pada kondisi yang ideal. Sayangnya, kondisi ideal tersebut jarang sekali dapat terjadi. Isu-isu, regulasi pemerintah, kondisi keamanan, semua hal di dunia ini dapat mempengaruhi jatuh bangunnya harga saham. Permainan perbedaan harga saham inilah yang menjadikan profesi ini tidak lagi 'mulia'. Spekulasi harga saham, sedikit banyak menjadikan perdagangan saham mirip dengan judi. Dan parahnya, uang yang dipertaruhkan di perdagangan saham ini adalah uang milik orang lain dan seharusnya menjadi milik orang lain.

Music Score
Satu hal yang begitu menarik perhatian saya dari film ini adalah score musik dan lagu-lagu yang mengiringi adegan demi adegan di film ini. Berbeda dengan film-film jaman sekarang, lagu-lagu yang mengiringi film ini terdengar begitu "dewasa" dan kebapakan. Sangat sesuai dengan dunia saham yang didominasi oleh pria-pria dewasa dan matang. Di tengah setting dan efek yang begitu modern, lagu-lagu pengiring di film ini begitu menarik dan mencuri perhatian.

Drama
Menurut saya, porsi drama di film ini cukup banyak dan cukup lengkap. Balas dendam, meraih kepercayaan, dilema antara keluarga dan ketamakan, kehilangan, semuanya lengkap disajikan pada film ini. Namun saking banyaknya potongan-potongan drama yang disampaikan, tujuan total ke mana arah drama ini ingin dibawa menjadi tidak jelas. Hal ini tampak terutama pada penyelesaian film. Potongan-potongan drama tersebut tampak gagal menyusun sebuah gambar keseluruhan dari film ini.

Drama naik turunnya harga saham di film ini juga terasa kurang gereget dan terlalu mudah. Tidak ada intrik-intrik jenius yang membuat saya terperangah, tidak ada konflik-konflik menegangkan, pengendalian jatuh bangunnya suatu saham terasa sangat mudah dan tanpa effort dan strategi yang matang. Sebagai orang yang tidak mengerti saham saja saya merasa kecewa, apalagi para stockbroker di dunia nyata yang menonton film ini.

My Dad's Opinion
Komentar ayah saya begitu film ini berakhir adalah, "Sutradaranya, si Oliver Stone ini orangnya sarkastik. Dia nyamain karakter-karakter bankir Amerika dengan mafia-mafia." Sejujurnya saya kurang paham dengan komentar ayah saya ini. Karena frekuensi saya menonton film mafia dan stockbroker tidak sesering ayah saya. Tapi mungkin maksudnya adalah karakter2 bankir amerika di film ini dibuat licik, bulus, menghalalkan segala cara, layaknya mafia-mafia di film-film mafia yang menjadi genre favorit ayah saya.

Komentar kedua ayah saya adalah, "Itu si Charlie Sheen yang ketemu di pesta, itu yang menjarain si Gekko. Haha, ternyata sekarang dia sama aja sama si Gekko." Berdasarkan komentar ayah saya tersebut, tampaknya sang sutradara ingin menunjukkan kepada penonton, bahwa Chralie Sheen yang pada film pertama cenderung 'bersih', berujung 'tidak bersih' lagi. Tampaknya Charlie Sheen sengaja dijadikan cameo di film ini untuk menunjukkan maksud sarkasme sutradara tersebut.

Summary

Lanjutan drama di dunia perdagangan saham, yang kali ini lebih banyak membahas mengenai hubungan kemanusiaan di balik layar perdagangan saham itu sendiri. Tempo yang cukup pas, cerita yang cukup menarik, detil drama yang cukup menjanjikan, namun kurang dalam integrasi detil, sehingga drama keseluruhan kurang mencengangkan dan kurang terselesaikan dengan baik.

Rate : 7/10

1 comment:

  1. inaaa, gw baruu aja nonton wall street ini. hehehe. iyaa tampaknya emang kata2 bokap lo bener deh na. bener2 kayak mafia.. apa si yang paling dipeduliin mafia selain uang.. ya keluarganya. walaupun mungkin itu akan yg jadi terakhir yang dia selamatin, tapi meskipun udah dihianatin pada awalnya,, in the end, mereka akan setia ya cuman sama keluarganya. ironis deh.. hehehe
    musiknya emang enak ya naa yaa. dan gw jg setuju sama lo.. bahwa intrik2 dari saham itu sendiri kurang greget. gw kira tadinya gw bisa tau banyakk info ttg investing di amerika dari film ini.. tp overall, gw suka bgt aktingnya carrey mulligan.. huhuhu diaa mirip katie holmes deh somehow. :)

    ReplyDelete